Minggu, 26 Oktober 2008

Pertanyaan - Pertanyaan


Sejak pagi tadi aku di rumah aja, mengurung diri di dalam kamar sambil baca-baca artikel dan buku yang sudah lama diterbitkan. Awalnya hanya untuk ngisi waktu dan menghibur diri karena lagi tidak ada kerjaan, tapi setelah baca-baca itu aku jadi termenung sendiri dan timbul banyak pertanyaan yang aku tidak dapat menjawabnya dengan rasa pasti, pertanyaan-pertanyaan itu terus menggelitik benakku hingga saat ini.

  1. Suatu program Liberal, akan membuka jalan bagi keadaan yang Tidak Liberal…….?
  2. Liberalisme merupakan ideology Borjuasi , apakah kelas masyarakat bawah ( yang mayoritas) dapat menghormati dan menerima ideology ini….? Menghormati mungkin tidak, tapi menerima untuk memanfaatkannya itu lebih mungkin….?
  3. Saat ini, terjadi evolusi internal di negara-negara besar, yaitu mencurahkan perhatian ke tujuan ekonomis yang tidak mungkin dicapai dengan jalan kekerasan( secara teoritis ), namun pada prakteknya jalan kekerasan untuk mencapai tujuan itu dilakukan dengan mengatas namakan ANTI TEROR(ISME)
  4. Apakah hubungan Internasional akan tetap merupakan “ Hubungan antara Negara Kuat dengan Negara Lemah, (antara Negara yang sedang menguat dengan Negara yang melemah)”…?
  5. Apakah ada kemungkinan akan tercipta “ Negara Homogen Universal” dengan liberalisme (Demokrasi Liberal) sebagai akhir sejarah (puncak sejarah dunia)….?
  6. Apakah dengan matinya ideology lawan, berarti akan berkurangnya konflik besar antar negara.?
  7. Setelah akhir sejarah, apa yang akan terjadi….?
  • Mungkinkah terjadi konflik antara Dunia sejarah dan Dunia pasca sejarah.
  • Mungkinkah terjadi konflik Etnis (Ras) dan Nasionalisme.
  • Bentuk pertentangan dapat berupa Terorisme dan Perang Pembebasan
  • Tujuan perjuangan dalam pertentangan tersebut, apa berdasarkan:
- Perhitungan Ekonomis
- Pemecahan masalah teknik
- Masalah lingkungan
- Tuntutan pemuasan konsumen
- Tuntutan kebutuhan energy

Yah……pertanyaan-pertanyaan ini semakin membuat pusing saja…., keinginan bersantai pun jadi terganggu. Akhirnya aku hanya bisa berkata “ inilah dunia…”


Yuvusulikov


more

Rabu, 22 Oktober 2008

PR.., apa tuh...?


Mengerjakan PR....???? Sebelumnya aku gak ngarti apa itu PR..., ternyata bebar2 Pekerjaan Rumah. PR ini dikirim oleh Manusia Biasa, anak Borneo, Borneo...?, jadi ingat kampoeng halaman.., mumpung lagi nyantai isi ah....

Oh iya, sebelumnya tulis peraturannya dulu (katanya wajib....), nah ini dia peraturannya :

1. Each blogger must post these rules
2. Each blogger starts with ten random facts/habits about themselves
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their ten things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose ten people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read your blog.
catatan: kira-kira terjemahnya seperti ini ( maaf seperti paling bisa bhs Inggris, hehehehe...)
( 1. Setiap Bloger hrs memuat peraturan ini...2. Setiap Bloger memulai dgn 10 fakta/kebiasan dirinya...3. Bloggers yang dibubuhi tanda perlu untuk menulis tentang diri mereka di blognya sendiri, mengenai sepuluh fakta/kebiasaan mereka dan posting peraturan ini. Pada akhir anda blog, anda perlu memilih sepuluh orang untuk dibubuhi tanda dan daftar nama mereka...4. Jangan lupa meninggalkan penceritaan komentar kepada mereka mereka yg ditandai dan undangan untuk membaca anda blog. )

langsung nih ya:

1. Sastra Bebas alias Adahir mempunyai nama aslinya Yusuf HD, lahir di Kalimantan, Balikpapan, tapi suku Bugis.
2. Suka melakukan perjalanan jauh, maunya jadi Pengembara (tapi gak jadi...)
3. Tinggi Badan 167 cm dan kurus, yg penting sehat.
4. Seneng baca buku, nonton film yg bermutu, dengerin musik daerah, klasik, jazz, blues dan dangdut.
5. Suka muter-muter kota dengan vespa butut.....
6. Biar gak pandai main sepak bola, tapi suka nonton pertandingan bola, apalagi kalo grup kampung yg main, sering ada pertandingan silat sama karatenya...hehehe...
7. Aku juga seorang lelaki yg penuh kasih-sayang ( terutama untuk anak dan istri...)
8. Kata temen2 ku, aku org yang cuek, tapi setia kawan...(jadi GR : Gedhe Rumongso...)
9. Aku juga peminat pengetahuan dunia mistis, tapi bukan dukun atau paranormal juga buka abnormal....
10.Suka meramu bahan makanan dan minuman menjadi menu yang berbeda...( kebanyakan berakhir di piring makannya kucing tetangga...)

Sudah cukup lah..... sekarang tinggal bagiin kesepuluh penerima yang beruntung pada hari ini. Siapa aja yach??????
1. Ombung
2. Ikhsan
3. Sulae
4. Bow
5. Fajar
6. Bawean Termenung
7. Jovie
8. Raka
9. Lyla
10.Denny

Selesai deh.., Pesan Sastra Bebas jangan lupa isi ya....



more

Minggu, 19 Oktober 2008

Membangun Masyarakat Baru

Negara - bangsa Indonesia, sudah masuk dalam keadaan yang melahirkan kebijakan-kebijakan nasional jangka pendek yang bersifat adhoc, dan akibat logis berikutnya, seluruh aspek kehidupan negara-bangsa Indonesia akan didikte oleh aktor-aktor kapitalisme global yang bergerak di pasar modal, pasar financial, pasar komoditi dan pasar informasi/media.

Menghadapi situasi yang demikian memang sulit, sebab kita tidak mungkin keluar dari cengkraman kapitalisme global karena Indonesia telah ikut menjadi penandatangan APEC dan telah terdaftar sebagai anggota organisasi perdagangan dunia WTO. Yang paling mungkin dilakukan adalah menerima keberadaan kapitalisme global secara sadar, kritis dan cerdas. Setelah itu langkah selanjutnya adalah merumuskan kepentingan kolektif nasional dengan melihat potret besar konstalasi politik internasional sebagai acuan, dengan tetap menjadikan kepentingan dan cita-cita kemerdekaan bangsa sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 45 sebagai titik pijak bersama.

Secara konseptual ada beberapa model sosio-ekonomi-politik yang saat ini berkembang di dunia, seperti bentuk welfare-state ala Eropa Barat daratan, the third-way ala Inggris, sosialisme-pasar ala Cina dengan pola satu negara dua sistem, kapitalisme-industrial-progresif ala Amerika Serikat, kapitalisme-retail ala India dan lain sebagainya.

Semua konsep dan model diatas bisa dipilih untuk menjawab tantangan berat yang dihadapi oleh negara-bangsa Indonesia saat ini. Semua terpulang kembali pada setiap elemen dari warga-bangsa Indonesia untuk menentukan pilihan, sudah tentu dengan memperhitungankan pula keberadaan sumber daya alam dan manusia, keadaan geografi, demografi, kultur, sistem nilai, kondisi sosial dan infrastruktur yang ada.


( Catatan: Penggalan Buku " Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia ", Karya Hasyim Wahid, dkk. Seri Pendidikan Politik, Penerbit LKiS, Hal. 41 )

more

Jalan Masih Panjang


Jalan itu masih panjang, sayang
masik banyak pula penghalang di sana
Hentikan rengekanmu
Pacu semangatmu....

Karena kita masih harus....
...terus berjuang
Untuk sampai ditujuan perhentian
atau....
Kita tak lagi mampu berjalan
atau....
Diantara kita terpaksa berjalan sendiri
Setelah menidurkan yang satu..., karena terpaksa

Jalan itu masih panjang sayang....
Hentikan rengekanmu
Pacu semangatmu....

Yuvusulikov, Jakarta, April 2001

more

Senin, 13 Oktober 2008

Politik Ketahanan Pangan

Oleh: Ellyasa KH Darwis

ADA yang salah dalam politik ketahanan pangan kita tampaknya. Khususnya dalam struktur pasar pertanian. Komoditi pangan yang menjadi hajat hidup orang banyak, sering mengalami kelangkaan dan tentu saja harganya mahal. Sementara pada saat musim panen, harga di tingkat petani sangat murah. Petani hanya menikmati marjin terkecil dalam mata rantai distribusi produk pertanan. Sayangnya, pemerintah tidak memiliki inisiatif politik untuk merubah struktur pasar yang tidak sehat ini dan selalu menyelesaikan dengan ad hoc melalui subsidi dan intensive.

Setelah kelangkaan kedelai, kini masyarakat sangat susah untuk mendapatkan minyak goreng di pasaran. Pedagang dan masyarakat menjerit, sampai kini pemerintah belum memiliki formulasi yang tepat bagaimana mengatasi masalah ini selain dengan kebijakan operasi pasar yang sampai kini efektifitasnya belum kelihatan. Minyak goreng masih saja susah dicari di pasaran dan harganya tak kunjung normal.

...Sudah bukan rahasia lagi, selama ini struktur pasar pangan memang ada yang bermasalah. Kenaikan bahan komoditi pangan pada tingkat pasar, tidak dengan sendirinya memiliki implikasi terhadap kesejahteraan petani. Petani hanya mendapatkan margin terkecil dalam rantai distribusi.
...

Lagi-lagi, masalah ini terkait dengan masalah ketahanan pangan. Struktur pasar produk pertanian, harus segera dipikirkan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Sudah bukan rahasia lagi, selama ini struktur pasar pangan memang ada yang bermasalah. Kenaikan bahan komoditi pangan pada tingkat pasar, tidak dengan sendirinya memiliki implikasi terhadap kesejahteraan petani. Petani hanya mendapatkan margin terkecil dalam rantai distribusi.

Sebaliknya, harga produk pertanian ditentukan oleh segelintir pembeli. Terjadi praktik oligopsoni pada tingkat hulu. Para pembeli membeli produk hasil kepada petani saat panen. Petani tidak memiliki daya tawar untuk menentukan harga dan menjadi wajar kemudian apabila harga hanya ditentukan oleh pembeli.

Pada tingkat konsumen, produk hasil pertanian juga mengalami hal yang sama. Produk untuk konsumen hanya dilayani oleh hanya beberapa distributor besar. Oleh karena itu, menjadi tidak terhindarkan apabila pada bagian hilir pasar produk pertanian bersikap oligopolistik.

*****

Tidak menjadi rahasia lagi, apabila mata rantai pasar selama ini dikuasai oleh segelintir pembeli. Para pembeli yang jumlah sedikit itu, tentu saja akan dengan leluasa menentukan harga produk komoditi pertanian kepada petani pada musim panen. Situasi seperti ini sudah berjalan sangat lama dan menjadi wajar pula apabila tingkat kesejahteraan petani, semakin lama semakin menurun. Sebab petani hanya memikmati margin keuntungan yang sedikit bahkan tidak jarang, hanya impas saja untuk menutup ongkos produksinya.

Praktik oligopsoni seperti ini menandakan bahwa ada yang salah dalam mata rantai pasar pertanian. Mata rantai pasar komoditi pertanian selama ini memang hanya dikuasai oleh segelintir pengusaha besar. Demikian juga pada produksi hasil pertanian, produsen dan distributor kepada konsumen, juga hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Semua produk pertanan diserap oleh industri dan pararitel.

Dengan struktur pasar seperti ini, menjadi wajar dan niscaya adanya jika terjadi situasi seperti sekarang ini. Pada saat panen harga murah dan pada saat paceklik, harga mahal dan langka di pasaran.

Sudah pasti, selagi struktur pasar produk pertanian seperti sekarang ini, maka tidak aka ada perubahan. Masalah pangan dan harga-harga komoditi pertanian lainnya, hanya akan ditentukan oleh segelintir perusahaan besar yang jumlahnya segelintir.

Di sini, menjadi penting untuk memperkuat lembaga pemasaran produk-produk pertanian. Lembaga ini harus diperkuat agar mampu menjalan fungsi dan peran sebagai penyangga kesetabilan distribusi dan harga pangan. Dengan demikian, harga produk pertanian tidak bisa dengan leluasa ditentukan oleh segelintir pengusaha. Optimalisasi lembaga pemasaran, dengan sendirinya akan mencegah praktik oligopolitik sehingga struktur pasar produk pertanian bisa lebih adil.

*****

Sayangnya, meski masalah demikian jelas, akan tetapi tidak ada kebijakan politik yang tegas dan jelas mengenai masalah struktur pasar produk pertanian yang pincang dan tidak adil ini.

Kebijakan menteri pertanian hanya terpokus kepada masalah intensive dan proteksi sebagai cara untuk menyelesaikan masalah kelangkaan produk pertanian ini. Kelangkaan kedelai dan kelangkaan minyok goreng misalnya, memang akarnya berpangkal dari menurunnya produksi pertanian. Petani enggan dan ogah untuk menanam kedelai karena hasilnya tidak menguntungkan dilihat dari sudut apapun.

Sepintas memang dengan insentive dan subsidi akan menolong petani untuk bisa meningkatkan margin keuntungannya. Akan tetapi apabila dilihat lebih jauh, yang dibutuhkan bukan hanya kebijakan intensive dan atau subsidi semata. Jangan harap pula dengan kebijakan ini maka dengan sendirinya akan mendongkrak produk pertanian. Sebab subsidi satu masalah yang bisa menyelesaikan persoalan yang melilit petani sekarang ini.

Masalah yang terbesar yang kemudian berimplikasi kepada menurunnya produksi pertanian adalah masalah struktur pasar yang pincang. Harga hanya ditentukan oleh segelintir pengusaha besar, sementara petani hanya menikmati margin keuntungan yang tipis dan tak jarang hanya impas saja untuk menutup ongkos produksi.

Jadi memang diperlukan kebijakan yang radikal. Diperlukan keberanian untuk merombak struktur pasar pincang.

more

 

September 2008, Design template by Ayi Fahmi.