Kamis, 11 September 2008

Dialog soal Negara Kesejahteraan


Kemarin lusa, aku ngopi di warung pak Kamil, tepatnya warung milik istrinya pak Kamil, karena pak Kamil adalah seorang tukang ojek. Warung sederhana dengan dinding dari bilik-bilik bambu dan berada di pinggir rel kereta api dekat pangkalan ojek. Nikmat, dengan kesederhanaan dan kesahajaannya, suasananya, pelayannya dan pelanggannya. Warung kopi tempat ngopi dan ngobrol apa saja dengan senda gurau yang khas masyarakat pinggiran, memang menarik.
" Sruut...., kemarin nonton dialog di TV gak?" tanya Jajang.
" Dialog apa, siapa?" sambut pak Kamil
" Itu tu, pejabat, profesor dan LSM"
" Soal apa.."
" Soal negara kesejahteraan"
" Bukankah seharusnya rakyat sejahtera, bukan negara?"celoteh bu Kamil.
" Gak tau tuh, orang-orang pintar itu. Koq negara yang harus sejahtera."
"Bukan begitu pak - bu." Sugito mencoba menjelaskan.
Sugito, seorang mahasiswa yang aktif di dunia gerakan dan senang membaca buku, terutama buku-buku berat, seperti buku Filsafat Dunia, Ideologi Dunia dan Teori-teori Sosial dan semacamnyalah, pokoknya yang berat-berat.

Kemudian Sugito memulai ceramahnya.
Asal usul Sosialisme berkaitan dengan perkembangan masyarakat Industrial, masa antara pertengahan dan akhir abad kedelapanbelas. Begitu juga dengan konservatisme sebagai lawan, yang dibentuk sebagai reaksi terhadap Revolusi Prancis. Sosialisme bermula sebagai kumpulan pemikiran yang menentang individualisme - kemudian kritik berkembang perhatiannya pada kapitalisme.

Cerocos Sugito, tanpa memperhatikan bagaimana wajah-wajah bengong dari orang yang ada di warung kopi tersebut.

"Sebelum bangkitnya Uni Soviet...." sambungnya
Yah, sebelum bangkitnya Uni Soviet, terjadi tumpang tindih antara sosialis dan komunis, yang mana keduanya berupaya mempertahankan keyakinan bahwa yang harus didahulukan adalah masalah sosial atau komunal, bukan perkara individual.
Sosialis pertama tama merupakan impuls dari filosofis dan etis, tampil sebagai doktrin ekonomi sebelum Marx - kemudian dilengkapinya dengan teori-teori ekonomi yang rumit. Sosialis berupaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan kapitalisme dengan tujuan agar lebih manusiawi atau sama sekali menumbangkannya. Yang mana teori ekonomi sosialisme didasarkan pada gagasan bahwa dengan hanya mengandalkan segala perangkatnya kapitalis secara ekonomi tak efisien, yang mana secara sosial akan menimbulkan pertikaian dan tak akan mampu mengembangkan dirinya sendiri dalam jangka panjang.

" Bapak-bapak tau gak"
Bagi Marx, berdiri atau runtuhnya sosialisme tergantung pada kapasitasnya menghasilkan kekayaan yang lebih besar daripada kapitalisme dan menyebarkannya secara merata.
Namun kenyataan menunjukkan keruntuhan sosialisme disebabkan secara oleh teori ekonominya sendiri, yaitu "PASAR" tidak dipandang sebagai perangkat penting informasi yang menyediakan data penting bagi penjual dan pembeli, kelemahan sosialisme semakin terbuka dengan pengaruh proses globalisasi dan perkembangan teknologi.
Nah, karena inilah maka Sosialisme klasik kemudian bergerak menjadi Demokrasi Sosial - Sosialisme Parlementer yang moderat - yang dibangun atas pengkonsolidasian negara kesejahteraan. Dimana kemudian sejak pertengahan tahun 1970-an, demokrasi sosial mendapat tantangan yang semakin hebat dari filosofi pasar bebas, khususnya Neoliberalisme (bangkitnya Thatcherisme dan Reaganisme). Neoliberalisme ini menjadi pedoman banyak partai konservatif. Bangkitnya Neoliberalisme ini, mempengaruhi pemikiran kaum sosial demokrat terhadap masalah-masalah sosialisme - mengalami perubahan konsep pemikiran dari demokrasi sosial klasik.

Bapak-bapak. Demokrasi sosial gaya lama atau klasik ini memandang kapitalisme pasar bebas sebagai sesuatu yang menghasilkan banyak efek problematik seperti yang didiagnosa oleh Marx, namun percaya bahwa hal itu dapat diatasi oleh intervensi negara di pasar, terutama soal pemerataan. Upaya pemerataan inilah yang menjadi perhatian khusus bagi kelompok sosial demokrat untuk mewujudkan kesejahteraan.

" Nah dari semua yang saya sampaikan tadi itu, maka timbullah istiliah Negara Kesejahteraan" Kata Sugito meyakinkan pendengarnya, walaupun pendengarnya tampak saja bengong.

"Negara Kesejahteraan itu mempunyai dua tujuan. Bapak tau?"tanya Sugito. Orang-orang disekitarnya pada geleng kepala, entah karena tidak tau atau tidak mengerti dengan apa yang disampaikan Sugito.

" Kedua tujuan tersebut adalah, menciptakan masyarakat yang lebih setara dan melindungi individu-individu di sepanjang siklus kehidupannya."

" Kita mah, gak ngarti dengan semua itu mas, mau Sosialis kek, kapitalis kek, pancasilais kek, atau kek - kek lain yang penting bagi kami itu gimana bisa cukup aja." celetuk bu Kamil mesam-mesem sambil ngaduk kopi.

" Ha ha ha ........." yang lain pada tertawa. Sedangkan Sugito yang gantian bengong.


Yuvusulikov, Jakarta 2008


Foto : http://tongkronganbudaya.files.wordpress.com

Tidak ada komentar:

 

September 2008, Design template by Ayi Fahmi.